Pendekatan spiral
Pendekatan dalam proses belajar mengajar, merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan belajar mengajar. Salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam pelajaran matematika adalah pendekatan spiral. Soedjana (1986) mengatakan bahwa pendekatan spiral adalah pendekatan yang dipakai untuk mengajarkan konsep. Selanjutnya dikatakan bahwa pendekatan spiral materi tidak diajarkan dari awal sampai selesai dalam sebuah selang waktu, tetapi diberikan dalam beberapa selang waktu yang terpisah-pisah.
Pada selang waktu pertama konsep diajarkan secara sederhana, misalnya dengan cara intuitif melalui benda benda konkret atau gambar-gambar sesuai dengan kemampuan murid. Pada tahap berikutnya konsep yang diajarkan secara sederhana dapat diperluas lagi, sehingga murid dalam belajar matematika dapat dilakukannya secara sistematik. Secara singkat dapat dikatakan pendekatan spiral merupakan suatu prosedur yang dimulai dengan cara sederhana dari konkret ke abstrak, dari cara intuitif ke analisa dari eksplorasi (penyelidikan) kepenguasaan dalam jangka waktu yang cukup lama, dalam waktu yang terpisah-pisah mulai dari tahap yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Uraian di atas dapat diperjelas dengan materi fungsi berikut ini. Fungsi pada
mulanya diperkenalkan kepada siswa SD dengan bentuk = 4 + 7, kemudian diperluas lagi pada waktu siswa berada di SMP dengan menggunakan notasi y = 4x + 7 dan selanjutnya pada waktu siswa berada di SMA mungkin dapat diperluas lagi menjadi y = f(x).
pendekatan induktif
Pendekatan induktif merupakan suatu proses berpikir yang dilakukan dengan cara tertentu untuk menarik kesimpulan. Soedjana (1986) mengatakan bahwa pendekatan induktif adalah pendekatan yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan, baik diperoleh dengan akal maupun dengan percobaan. Untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang dilakukan dengan pendekatan ini, diperlukan percobaan secara empiris. Proses berpikir demikian disebut penalaran induktif. Dengan kata lain pendekatan induktif dimulai dari contoh-contoh, kemudian membuat suatu kesimpulan. Banyak hal dalam matematika yang dapat dijadikan sebagai contoh dalam
pendekatan induktif, salah satu contoh di antaranya adalah sebagai berikut :
y = x5 maka y’ = 5x4
y = x4 maka y’ = 4x3
y = x3 maka y’ = 3x2
y = x2 maka y’ = 2x
y = x1 maka y’ = 1x0 maka y’ = 1
y = x0 maka y’ = 0x-1 = 0 dan seterusnya.
Jika fungsi tersebut di atas, pangkatnya dimisalkan dengan n maka fungsi itu menjadi y =
x n sehingga y’ = nx n - 1 .
pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif berdasarkan pada penalaran deduktif. Soedjana (1986) mengatakan bahwa pendekatan deduktif merupakan cara berpikir untuk menarik kesimpulan dari hal yang umum menjadi kasus yang khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Dalam silogisme ini biasanya terdiri dari dua pernyataan yang benar dan sebuah kesimpulan (konklusi). Kedua pernyataan pendukung silogisme itu disebut premis (hipotesis) yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu premis mayor dan premis minor. Dari kedua premis inilah dapat diperoleh sebuah kesimpulan. Pada hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang diadakan atas akal (rasio) yang berhubungan dengan benda-benda yang membutuhkan pemikiran abstrak. Di samping itu dapat dipahami pula, bahwa matematika itu adalah ilmu yang deduktif, sehingga mengajarkannya juga harus menggunakan pendekatan deduktif. Ruseffendi (1988) mengatakan bahwa pendekatan deduktif tidak asing lagi bagi kita, sebab pendekatan itu merupakan ciri khas dari pengajaran matematika.
Uraian di atas dapat diperjelas dengan contoh berikut, jika dua pasang sudut dari dua segitiga sama besar, maka pasangan sudutnya yang ketiga sama pula”. Pernyataan di atas dapat dibuat silogismenya sebagai berikut : Premis mayor : Jumlah ketiga sudut segitiga adalah 180o.
Premis minor : Dua pasang sudut dua segitiga sama besar Kesimpulan : Pasangan sudut yang ketiga dari dua segitiga itu sama Contoh di atas menunjukkan kepada kita bahwa penarikan kesimpulan pada kedua premis itu merupakan bukti bahwa matematika itu adalah ilmu yang dipelajari dengan pendekatan deduktif, karena cara berpikir untuk menarik kesimpulan membutuhkan penalaran yang serius dari orang yang mempelajarinya.
Sekalipun pelajaran matematika harus diajarkan dengan pendekatan deduktif, tetapi pendekatan tersebut tidak selalu membawa hasil yang diinginkan, baik bagi guru maupun siswa, karena ketidak berhasilan siswa sekaligus juga merupakan ketidak berhasilan guru. Dengan demikian pendekatan deduktif juga harus ditunjang dengan pendekatan lain seperti pendekatan induktif, pendekatan formal, pendekatan kontekstual dan lain-lain.
...
Pendekatan Pengajaran Matematika...
Diposting oleh
Azmie Jacob
on Rabu, 28 September 2011
Label:
Belajar Matematika
Blog Archive
-
▼
2011
(65)
-
▼
September
(11)
- Metode Pembelajaran Matematika
- Pendekatan Pengajaran Matematika...
- Google+, Facebook Kembali Lakukan Perubahan
- Ratusan Rumah di Tarakan Habis Dilalap Api
- Profil Manchester United
- melatih otak untuk pertajam ingatan
- Teka Teki Einstein 98% Orang Tidak Bisa Menjawabnya
- smart word...!!!
- Skala Pengukuran
- Bilangan Prima dan Rencana Penciptaan
- Sampai Maut Memisahkan Kita
-
▼
September
(11)
0 komentar:
Posting Komentar