Pertanyaan UTS Interaksi Strategi Belajar Matematika
1.Jelaskan tujuan pendidikan yang pertama kali dikenalkan oleh Benjamin. S. Bloom serta proses kognitif yang diperkenalkannya!
2.Jelaskan Karakteristik matematika sebagai ilmu yang terstruktur, dan sebutkan unsur-unsur dalam struktur matematika!
3.Apakah definisi Aksioma, Postulat, Dalil, dam Teorema!
4.Menurut anda apa saja masalah yang dihadapi dalam Pembelajaran matematika di sekolah, bagaimana cara menghadapinya?
5.Jelaskan 4 tahap perkembangan kognitif dari individu menurut Piaget!
6.Apa perbedaan antara belajar dan pembelajaran, berikan satu contoh kasus belajar dan satu contoh kasus pembelajaran!
7.Menurut anda bagaimana perkembangan pembelajaran matematika disekolah, dan tantangan apa saja yang mungkin dihadapi baik dari segi input, proses, output maupunsistempendidikan di Indonesia!
1. Tujuan pendidikan yang dikenalkan oleh Benjamin. S. Bloom dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
a.Cognitive Domain (Ranah Kognitif),
yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
b.Affective Domain (Ranah Afektif)
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c.Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor)
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
DOMAIN KOGNITIF
a.Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk, dsb.
b.Aplikasi (Application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
c.Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
d.Sintesis (Synthesis)
Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
e.Evaluasi (Evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb
DOMAIN AFEKTIF
a.Penerimaan (Receiving/Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
b.Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
c.Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
d.Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex) Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
DOMAIN PSIKOMOTOR
a.Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
b.Kesiapan (Set)
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
c.Guided Response (Respon Terpimpin)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
d.Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
e.Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
f.Penyesuaian (Adaptation)
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
g.Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.
(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom)
2.Jelaskan Karakteristik matematika sebagai ilmu yang terstruktur, dan sebutkan unsur-unsur dalam struktur matematika!
Matematika merupakan ilmu terstruktur yang terorganisasikan. Hal ini karena matematika dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan. Untuk mempelajari matematika, konsep sebelumnya yang menjadi prasyarat, harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami topik atau konsep selanjutnya.
Dalam pembelajaran matematika guru seharusnya menyiapkan kondisi siswanya agar mampu menguasai konsep-konsep yang akan dipelajari mulai dari yang sedehana sampai yang lebih kompleks.
Struktur matematika adalah sebagai berikut :
1) Unsur-unsur yang tidak didefinisikan
2) Unsur-unsur yang didefinisikan
3) Aksioma dan postulat
4) Dalil atau teorema
3.Apakah definisi Aksioma, Postulat, Dalil, dam Teorema!
Aksioma adalah pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan merupakan Dalil Pemula, sehingga kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi, atau
Aksioma yaitu suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan pembuktian..
Postulat adalah asumsi yg menjadi pangkal dalil yg dianggap benar tanpa perlu membuktikannya; anggapan dasar; aksioma.
Dalil adalah kebenaran yang diturunkan dari aksioma, sehingga kebenarannya perlu dibuktikan terlebih dahulu.
Teorema adalah sebuah pernyataan, sering dinyatakan dalam bahasa alami, yang dapat dibuktikan atas dasar asumsi yang dinyatakan secara eksplisit ataupun yang sebelumnya disetujui.
4.Menurut anda apa saja masalah yang dihadapi dalam Pembelajaran matematika di sekolah, bagaimana cara menghadapinya?
a.Siswa sering lambat untuk mengerti pelajaran maematika.
b.Adanya tekanan dari guru yang meengajar matematika
c.Kurangnya fasilitas sekolah yang memadai dalam mengajar.
d.Metode yang kurang tepat yang digunakan guru dalam mengajarkan matematika.
Solusi:
a.Dalam hal ini solusi yang pertama-tama ialah memperhatikan sistem yang digunakan dalam mengajarkan matematika. Sistem atau metode yang salah dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya seorang siswa dalam mengerti pelajaran matematika. Oleh sebab itu dengan sistem yang benar akan sangat membantu siswa untuk lebih semangat dan antusias dalam belajar matemaika, sehingga siswa juga dapat lebih cepat dalam memahami matematika.
b.Seringkali tekanan-tekanan yang dilakukan oleh seorang guru juga dapa menjadi masalah dalam proses pembelajaran matematika, oleh sebab itu seorang guru matematika harus dapat mengendalikan emosionalnya agar tidak memberika tekanan-tekanan tertentu pada siswa, sehingga siswa dapat lebih tenang dalam belajar matematika.
c.Fasilitas sekolah juga sangat mempengaruhi permasalahan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Dengan dilengkapinya fasilitas-fasilitas sekolah khususnya fasilitas pendukung pelajaran matematika sangatlah baik dalam pembelajaran matematika. Fasilitas-fasilitas tersebut ialah seperti LCD Proyektor, Lab matematika, bangun ruang, kondisi ruang kelas yang nyaman, dll.
5.Jelaskan 4 tahap perkembangan kognitif dari individu menurut Piaget!
Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, mengemukakan 4 (empat) tahapan perkembangan kognitif individu , yaitu:
a.Tahap Sensori-Motor (0-2)
Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat primitif, namun merupakan inteligensi dasar yang amat berarti untuk menjadi fundasi tipe-tipe inteligensi tertentu yang akan dimiliki anak kelak. Sebelum usia 18 bulan, anak belum mengenal object permanence. Artinya, benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau tidak ia dengar dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada. Dalam rentang 18 – 24 bulan barulah kemampuan object permanence anak tersebut muncul secara bertahap dan sistematis.
b.Tahap Pra Operasional (2–7)
Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna tentang object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut berbeda dengan pandangan pada periode sensori motor, yakni tidak bergantung lagi pada pengamatannya belaka. Pada periode ditandai oleh adanya egosentris serta pada periode ini memungkinkan anak untuk mengembangkan diferred-imitation, insight learning dan kemampuan berbahasa, dengan menggunakan kata-kata yang benar serta mampu mengekspresikan kalimat-kalimat pendek tetapi efektif.
c.Tahap konkret-operasional (7-11)
Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan langkah berfikir) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada dasarnya perkembangan kognitif anak ditinjau dari karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih ada keterbatasan kapasitas dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Pada periode ini anak baru mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.
d.Tahap formal-operasional (11-dewasa)
Pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu :
Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.
Dengan menggunakan hasil pengukuran tes inteligensi yang mencakup General Information and Verbal Analogies, Jones dan Conrad (Loree dalam Abin Syamsuddin M, 2001) menunjukkan bahwa laju perkembangan inteligensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja, setelah itu kepesatannya berangsur menurun.
Puncak perkembangan pada umumnya tercapai di penghujung masa remaja akhir. Perubahan-perubahan amat tipis sampai usia 50 tahun, dan setelah itu terjadi plateau (mapan) sampai dengan usia 60 tahun selanjutnya berangsur menurun.
(sumber: http://agus1salim.blogspot.com)
6.Apa perbedaan antara belajar dan pembelajaran, berikan satu contoh kasus belajar dan satu contoh kasus pembelajaran!
Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.
Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar : 2008 : 1)
Contoh belajar: ketika seorang siswa yang melihat sesuatu kejadian (misal: pesawat terbang), kemudian siswa itu dengan antusias ingin mengetahui bagaimana pesawat tersebut bisa terbang, dengan begitu ia mencari tau dengan mengunjungi perpustakaan dan belajar dari buku tentang proses bagaimana pesawat dapat terbang. Contoh inilah yang disebut dengan belajar.
Sedangkan pembelajaran/ instruksional adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.
Contoh pembelajaran: sebagai contoh ketika seorang guru menampilkan sebuah gambar pada slide LCD proyektor, kemudian ia menyuruh siswa-siswanya untuk mendeskripsikan mengenai gambar tersebut. Contoh inilah yang disebut dengan pembelajaran.
7.Menurut anda bagaimana perkembangan pembelajaran matematika disekolah, dan tantangan apa saja yang mungkin dihadapi baik dari segi input, proses, output maupunsistempendidikan di Indonesia!
Menurut saya (azmie) perkembangan matematika disekolah masih lambat, ini dikarenakan adanya beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi, tantangan tersebut bisa datang dari segi input, proses, output, sistem yang ada di Indonesia.
a.Tantangan input
Tantangan ini datang dari siswa itu sendiri, seringkali di sekolah-sekolah didapati masih banyak siswa yang kurang disiplin, misalnya malas, minum minuman keras, perokok, contoh seperti ini merupakan tantangan input yang sangat mempengaruhi perkembangan pembelajaran matematika.
b.Tantangan proses
Yaitu tantangan yang terjadi pada proses pembelajaran matematika, contoh dari tantangan ini misalnya kondisi ruangan kelas yang kurang nyaman, kurangnya fasilitas pendukung dalam pembelajaran matematika, sehingga tantangan ini juga sangat mempengaruhi perkembangan matemaika.
c.Tantangan output
Tantangan ini berupa hasil yang dicapai dari pembelajaaran matematika. Seringkali siswa yang mendapat hasil atau nilai yang kurang baik dalam pelajaran matematika merasa dirinya tidak mampu lagi dalam mengerti pelajaran matematika sehingga membuatnya trauma dan kurang antusias lagi untuk belajar matematika. Ini dapat mempengaruhi perkembangan matematika di sekolah.
d.Tantangan sistem pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan di Indonesia tergolong masih kurang efektif, sebagai contoh Indonesia seringkali mengganti-ganti kurikulum pendidikan, ini dapat berdampak buruk pada ekonomi keluarga yang kurang mampu yang selalu membeli buku baru, dan siswa juga susah dan lambat untuk beradaptasi dengan kurikulum yang berganti-ganti. Ini juga sangat mempengaruhi perkembangan matematika di Indonesi
...
UTS Interaksi Srategi Belajar Mengajar Matematika.
Diposting oleh
Azmie Jacob
on Minggu, 06 November 2011
Label:
Belajar Matematika
Blog Archive
-
▼
2011
(65)
-
▼
November
(15)
- Sejarah Matematika dan Tokoh Ilmuannya
- Strategi-strategi untuk menyelesaikan soal
- keunikan angka 666
- Tahukah Anda SBY bukan Presiden RI ke-6, tapi ke-8?
- Tips Membersihkan Virus Shortcut Pada Komputer
- Jangan pernah menjilat amplop
- 6 Bahaya Akibat Menahan Bersin
- UTS Interaksi Srategi Belajar Mengajar Matematika.
- Sulitnya Mengajar Matematika (Disertai Solusi)
- 10 Cara Mengajar Matematika Secara Kreatif
- Tahukah anda???
- Penelitian Terbaru, Handphone Bukanlah Pemicu Kank...
- Tertawa, obat paling ampuh perbaiki kesehatan anda
- Sejarah Dunia yang di sembunyikan
- Pertemuan dan Perpisahan
-
▼
November
(15)
0 komentar:
Posting Komentar