...
Ngegombal dengan Matematika
Diposting oleh
Azmie Jacob
on Rabu, 14 Desember 2011
Label:
Belajar Matematika
(Peringatan: Artikel ini untuk para pembaca yang sudah berumur di atas 17 tahun. Bagi pembaca yang masih di bawah umur, silakan minta untuk didampingi orang tua! :mrgreen: Tapi, yang jelas, isi artikel ini bukanlah hal-hal yang berbau mesum. Tidak berisi hal-hal yang berbau porno. Tidak pula berisi gambar-gambar seronok, bugil, menantang, atau yang lainnya. Artikel ini, sebagiannya berisi cerita yang diangkat dari kisah nyata. Karena itu saya ucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah mengijinkan cerita ini untuk dibuat. Dan, saya berharap semoga cerita ini bermanfaat! :D )
“Kang, gombal itu apa sih artinya?”
Itulah pertanyaan yang dulu pernah terlontar dari adik kecil saya. Satu pertanyaan sederhana yang bagi saya tak mudah untuk menjelaskannya. Tak mudah karena adik saya masih anak-anak, belum remaja.
“Ah, nanti juga kamu bakalan tahu,” begitu jawab saya waktu itu.
Mendapat tanggapan seperti itu, adik saya makin penasaran. Dia terus saja bertanya, merengek ingin tahu arti dari gombal itu apa. Tak mendapat jawaban dari saya, dia tak putus asa, kemudian bertanya ke teteh saya. Entah, apakah teteh saya menjawabnya atau tidak, saya tidak tahu waktu itu.
Sebetulnya mudah saja saya menjawab arti dari kata gombal itu. Gombal, menurut yang saya pahami, artinya perkataan yang “sedikit bohong” berupa rayuan seorang laki-laki pada seorang wanita atau sebaliknya. Rayuan itu biasanya berisi kata-kata manis untuk menyenangkan hati seseorang yang digombali.
Perkataan “sedikit bohong” jelaslah kualitatif sifatnya! Saya belum tahu kuantitas dari kata “sedikit” itu. Karena itu, saya tidak tahu apakah definisi tadi bernilai benar atau tidak. Walaupun begitu, setidaknya, saya sudah mengutarakan apa yang saya pahami. Mungkin para pembaca punya pengertian lain dari kata “gombal” itu. Silakan beri tahu saya! :D
Bila suatu hari nanti, saya ditanya ulang tentang arti dari “gombal”, insya Allah dengan senang hati saya akan menjawabnya. Tetapi saya lebih suka menjawabnya bukan dengan langsung memberi definsi seperti yang sudah dikemukakan tadi. Saya ingin menjawabnya dalam uraian cerita pendek seperti berikut ini. Dengan cara ini, walau sedikit bertele-tele, mudah-mudahan mempunyai nilai lebih ketimbang hanya memberi artinya secara langsung.
Cerpen: Al Jupri
Alkisah, ada dua orang yang saling bersahabat, Tom dan Alvi. Mereka berdua adalah mahasiswa dan mahasiswi yang saling berteman baik sejak mereka masuk kuliah. Alvi adalah seorang mahasiswi yang sangat cerdas, pintar, baik, dan cantik lagi. Dikatakan cerdas dan pintar, setidaknya dapat dilihat dari indeks prestasinya yang selalu di atas 3,5 (alias cum laude). Dikatakan baik karena prilaku kesehariannya memang baik dan disukai banyak orang. Dan secara fisik dia memang cantik (setidaknya karena dia adalah seorang perempuan. :mrgreen: ).
Karena cerdas, pintar, baik, dan juga cantik, tak heran banyak mahasiswa yang mengejar-ngejar untuk mendapatkan cinta dari si Alvi itu. Dari sekian banyak, ada seorang mahasiswa yang paling gigih, seperti sangat serius untuk mendapatkan cintanya. Sebut saja nama mahasiswa yang ngejar-ngejar itu Jerry.
Alvi bingung, apakah dia akan menerima cinta Jerry atau tidak.
Walau Alvi punya beberapa teman wanita yang akrab, tapi dia jarang bercerita tentang masalah pribadinya pada mereka. Alvi lebih suka curhat alias berbagi cerita pada teman dekatnya, si Tom.
“Tom, tuh si Jerry masih ngejar-ngejar saya! Saya bingung mau nerima atau engga,” begitu kata Alvi bercerita ke si Tom.
“Lha, kamunya suka engga sama dia?” tanya Tom.
“Engga tahu ya, saya ragu,” lagi Alvi berkata dalam kebimbangan.
“Ragu gemana?” tanya si Tom lagi, berusaha menjadi teman curhat yang baik. :D
“Dred, dred, dred, dred,…,” suara ponsel Alvi bergetar menerima SMS.*
“Tuh, si Jerry kirim SMS lagi,” kata Alvi pada Tom.
“Apa isinya?” tanya Tom.
Alvi pun tak ragu memberi tahu isi SMS-nya ke si Tom. Entahlah si Tom tak tahu kenapa si Alvi mau memberi tahu hal yang bersifat pribadi padanya. Apakah mungkin karena si Alvi mengganggap Tom sebagai sahabat dekatnya?
“Isinya: I miss u,” kata Alvi.
“Ah gombal tuh! Jangan percaya!” begitu kata Tom dengan tegas.
“Masa sih? Dia biasa kok tiap kirim SMS sering bilang gitu,” kata Alvi memberi penjelasan.
“Mmmmmh, iya sih, emang gombal sepertinya. Tapi, saya ga suka lelaki yang tukang gombal!” lagi kata Alvi.
“Tapi, perempuan kan seneng digombalin?” begitu kata Tom dengan sedikit menggoda.
Alvi hanya tersenyum. :D
Kemudian mereka terus saja ngobrol kesana kemari. Hingga mereka ngobrol dan berdiskusi tentang tipe wanita (sebagai istri) idaman Tom dan juga tipe pria (sebagai suami) idaman Alvi.
“Wanita pilihan yang bakal jadi istri kamu seperti apa Tom?” tanya Alvi.
“Hmmmh… apa ya?” Tom berfikir.
“Yang pertama, harus seiman dengan saya, ” begitu kata Tom (sok religius).
“Mmmh, kalau cantik nomor berapa Tom?” tanya Alvi.
“Ya, nomor berapa ya? Mmmh… masuk empat besar deh!” begitu kata Tom sambil ketawa. :D
“Terus apalagi kriterianya?” tanya Alvi lagi. Kemudian dengan sedikit berpikir, Tom menyebutkan kriteria-kriterianya.
“Kalau saya sih ingin punya suami yang…” begitu kata Alvi sedikit tertahan, mungkin dia berfikir.
“Laki-laki yang beriman, teguh, good, smart…” Alvi melanjutkan kata-katanya.
“Apalagi?” tanya Tom.
“Dan berani menghadapi tantangan hidup bersama saya!” ujar Alvi dengan bangga.
Sebetulnya, di hati kecilnya, Alvi menyukai Tom. Alvi diam-diam mengagumi si Tom, seorang mahasiswa yang bisa dibilang punya sedikit banyak prestasi juga. Makanya dia bertanya begitu, bertanya kriteria wanita idaman. Mungkin begitu juga dengan Tom, dia pun menyukai si Alvi.
“Wah, saya ga masuk kriteria kamu dong kalau gitu?” kata Tom sambil senyum becanda. :D
“Emang mau daftar? Belum dibuat formulirnya!” kata Alvi dengan sedikit ketus.
“Engga ah, ga jadi daftar! Takut ditolak! Daripada ditolak, mendingan engga daftar sekalian!” kata Tom sambil tertawa hahahaha… :D
Terjadi perbincangan hangat, sedikit saling ledek dan becanda.
“Beruntung ya laki-laki yang bakal mendapatkan cinta kamu?” begitu kata Tom ke Alvi.
“Kenapa Tom?” Alvi pura-pura bertanya ingin tahu.
“Ya iya laaaah, kamu tuh udah pinter, cerdas, baik, cantik lagi!” ujar Tom dengan jelas.
“Ah masa sih?” Alvi tersipu malu.
“Kayaknya, kriteria wanita idaman saya terpenuhi semua deh sama kamu,” kata Tom pada Alvi (sambil tersenyum :D ).
Hati Alvi makin berbunga-bunga, hidungnya kembang kempis, serasa terbang mendengar kata-kata Tom.
“Tapi sayang, kriteria kamu terlalu tinggi! Saya…,” begitu kata Tom pura-pura menyesal. :D
“Ya, itukan idealnya! Kalau ga ada yang ideal, ya saya terima deh yang mendekati ideal,” jelas Alvi dengan tegas (yang sebetulnya menutupi perasaan senangnya sekaligus menginginkan si Tom. :mrgreen: )
Kemudian Alvi kembali ke pembicaraan awal.
“Mmmh, jadi gemana nih Tom? Terima ga nih si Jerry?” tanya Alvi memancing si Tom.
“Gemana ya? Ya terserah kamu….,” jawab Tom agak datar dan hatinya sedikit kesal (mungkin karena sedikit cemburu). :D
“Tiap hari tuh, si Jerry selalu bilang cinta and rindu sama saya. Bilang miss u lah, bilang I love you pula, ah pokoknya romantis terus deh,” begitu cerita Alvi pada Tom.
“Hmmmh…, ah kamu ini gemana sih? Kata-kata seperti itu kan biasa. Cuma gombalan biasa! Gombalan yang ga bermutu!” ledek Tom pada Alvi.
“Emang kamu bisa ngegombal?” tanya Alvi spontan.
Mendapat pertanyaan itu Tom senyum-senyum dan kemudian tertawa. Hahahahahaha… :mrgreen:
“Kalau saya yang ngegombal, yang jelas gak akan seperti si Jerry! Dan tentunya lebih hebat!” begitu kata Tom dengan percaya diri.
“Coba gemana cara kamu ngegombal?” pinta Alvi.
“Mmmmh…” Tom masih diam.
“Ah kamu ga bakalan bisa ngegombal! Bisanya cuma matematika doang…” ledek Alvi pada Tom.
“Hahahahahahaha…. kamu tuh ga nyadar yah! Dari tadi tuh banyak lho kata-kata saya yang ngegombalin kamu,” begitu kata Tom keceplosan. :mrgreen:
“Dek!” Alvi kaget.
Kemudian Alvi ngamuk-ngamuk ke Tom. Teringat segala ucapan kata-kata Tom yang barusan.
Singkat cerita, Alvi sedikit kesal dan marah ke si Tom. Diam! Ga mau bicara ke Tom.
Si Tom berusaha mengajak ngobrol lagi. Tetapi si Alvi tetap diam, jutek. Segala kata-kata dikeluarkan, tetap saja si Alvi diam.
Kemudian Tom berpikir. Mencari cara agar bisa kembali membuka obrolan dengan si Alvi.
“Maaf ya yang tadi,” dengan lembut Tom mulai mengajak bicara Alvi, walau dia tetap diam.
“Ya, walau kata-kata saya yang tadi banyak gombalnya. Tapi…” Tom mulai mengeluarkan jurus ampuhnya.
“Tapi, gombalan saya itu ga semuanya bohong kok,” Tom berusaha menetralkan suasana.
Si Alvi lagi-lagi masih diam.
“50% gombalan saya tadi itu jujur kok! 25% setengah jujur, dan 25% nya lagi itu baru cuma buat nyenengin kamu doang,” begitulah kata-kata ampuh yang dikeluarkan Tom.
“Aaaaaaah, kamu gombal lagi nih! Ga ah, ga percaya! Kamu gombal lagi kan?” Alvi mulai terpancing bicara walau masih sedikit marah.
“Duh, kamu ini gemana sih. Itukan penjelasan saya, masa ga percaya sih?” kata Tom yang berharap Alvi mempercayainya.
“Dasar kamu itu yah! Ngegombal aja pake persentase!” Alvi masih marah.
“50% kata-kata saya tadi jujur kok, serius!” Tom meyakinkan.
“Udah ah jangan gombal terus!” Alvi pura-pura kesal (walaupun hatinya senang. Senang juga karena si Tom jujur bahwa dia baru saja ngegombalin dia. “Cara ngegombal yang aneh,” begitu yang ada di pikiran Alvi. Hatinya tersenyum.)
Singkat cerita, akhirnya, mereka berdua baikan lagi deh. Alvi mempercayai kata-kata Tom.
(Padahal mungkin Tom hanya bersilat lidah untuk memperbaiki kesalahan yang dia buat barusan. Kesalahan karena mengaku menggombali teman baiknya. Ya, si Tom mungkin hanya berkelit dari blunder yang sudah dilakukannya.)
======================================================
Cerita ini bisa bersambung, bisa juga berhenti di sini! Tergantung keadaan. Ya, tergantung keadaan, apakah pihak-pihak yang diceritakan dalam cerpen ini masih bersedia atau tidak ceritanya ditulis di sini. Saya sendiri belum tahu kelanjutan ceritanya bakal seperti apa. :D
Ya sudah segitu saja ya perjumpaan kita kali ini. Mohon maaf pada para pembaca setia blog ini, baru hari ini saya bisa meng-update blog ini lagi. Semoga tidak kapok untuk balik ke sini. Sampai jumpa di artikel berikutnya. :D
Oh, iya. Sebagai latihan, coba cari perkataan Tom mana saja yang termasuk menggombali si Alvi! Tentukan pula prosentase gombalan si Tom itu! Apakah benar komposisinya 50% jujur, 25% setengah jujur, dan 25 % buat nyeneningin doang? :mrgreen:
Blog Archive
-
▼
2011
(65)
-
▼
Desember
(10)
- 8 Fakta Tentang Tertawa
- Melepaskan 8 Hal dalam hidup
- 5 Efek Negatif Bangun Terlalu Siang
- 9 Tips Menghilangkan Pikiran Negatif
- Ngegombal dengan Matematika
- Untuk apa belajar matematika??
- Kentut Termahal Dihargai Rp930 Juta!
- 7 Agama Aneh yang Belum Pernah Anda Dengar
- Bukan Hati yang Memicu Rasa Benci Tapi Otak
- Alkohol Tidak Melupakan Masalah, Malah Kepikiran T...
-
▼
Desember
(10)
0 komentar:
Posting Komentar